Kancil vs Predator and fren
Suatu hari, terdapat seekor kancil cilik yang terpisah dari induknya dan dia pun harus bertahan hidup sampai akhir hayatnya. Kerasnya kehidupan alam bebas bagi sang kancil sangat rentang untuk bisa bertahan hidup dikarenakan binatang kacil yang dalam istilah ekologi tergolong dalam tingkat tropik terendah setelah tumbuhan, artinya si kancil adalah sumber protein bagi binatang pemangsa di alam liar. Ancaman itu akan datang pada binatang pemangsa atau predator di sekitarnya. Untuk tetap survive, si kancil harus memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya demi untuk menyelesaikan persoalan perutnya. Dan kala itu, sumber makanan berupa rerumputan masih melimpah.
Suatu ketika, tatkala tiba musim kemarau, mau tidak mau si kancil harus bermigrasii ke suatu tempat yang terdapat sumber makanannya. Ketika si kancil bermigrasi dia harus melewati rintangan atau tantangan-tantangan dari sang predator yang berkuasa di suatu wilayah di mana dia harus melewatinya untuk tetap bertahan hidup (Kasihan betul si Kancil). Sang kancil tak gentar untuk melewati rintangan-rintangan tersebut meskipun nyawa taruhannya(salut dehh untuk si kancil).
- Rintangan pertama
Rintangan pertama yang harus ia lewati ketika ia bermigrasi yaitu, melewati hutan rimba di mana di dalamnya terdapat binatang buas yang biasa dijuluki sang Raja Rimba, siapa lagi kalau bukan Si Singa. Dengan naluri berburu yang super kejam, sang raja rimba pun memiliki tampang yang menyeramkan dengan gigi taring yang panjang. Dengan niat yang tulus, maka si kancil pun masuk ke hutan rimba sembari berharap tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Ketika telah memasuki hutan rimba, dia pun akhirnya bertemu sang Raja Rimba. Maka berkatalah si Singa tersebut :
Singa : "Wahai kancil, selama ini saya ke sana ke mari mencari binatang seperti dirimu untuk dijadikan santapan ternyata engkau datang tanpa diundang atau ada maksud tertentu kedatanganmu, katakan apa mau mu Kancil?"
Kancil : "Saya hendak menyebrangi hutan ini cuma untuk sekedar mencari makanan tuanku singa"
Singa : "Apakah kamu tidak takut terhadap kami ketika kami melahapmu hidup-hidup?"
Kancil : "Adakah opsi lain yang saya bisa pilih selaian opsi dimangsa?"
Singa : "Ada dan tidak begitu sulit tetapi yahh,, cukup memalukan"
Dengan senang hati, kancil pun menyaahut.
Kancil : "Apa syaratnya?"
Singa : "syaratnya yaitu kamu haru mengkecup bokongku hahahaha" Si raja rimba sambil ketawa terbirit-birit.
Setelah melalui pertimbangan yang matang maka persyaratan si singa di setujui oleh si kancil. Tanpa buang-buang waktu, dikecuplah bokong si raja rimba tersebut. Sembari bongkongnya dikecup nampak si singa ketawa bercampur kegelian. Sambil ketawa, si kancil pun dilepaskan oleh sang raja rimba untuk membiarkannya melanjutkan perjalalanannya ke suatu tempat.
Singa : "Pergilah engkau kancil, tak ku sangka kamu akan penuhi persyaratan itu hahaha" sambil ketawa terbahak-bahak.
Kancil : "terima kasih banyak".
Kancil : "Adakah opsi lain yang saya bisa pilih selaian opsi dimangsa?"
Singa : "Ada dan tidak begitu sulit tetapi yahh,, cukup memalukan"
Dengan senang hati, kancil pun menyaahut.
Kancil : "Apa syaratnya?"
Singa : "syaratnya yaitu kamu haru mengkecup bokongku hahahaha" Si raja rimba sambil ketawa terbirit-birit.
Setelah melalui pertimbangan yang matang maka persyaratan si singa di setujui oleh si kancil. Tanpa buang-buang waktu, dikecuplah bokong si raja rimba tersebut. Sembari bongkongnya dikecup nampak si singa ketawa bercampur kegelian. Sambil ketawa, si kancil pun dilepaskan oleh sang raja rimba untuk membiarkannya melanjutkan perjalalanannya ke suatu tempat.
Singa : "Pergilah engkau kancil, tak ku sangka kamu akan penuhi persyaratan itu hahaha" sambil ketawa terbahak-bahak.
Kancil : "terima kasih banyak".
- Rintangan kedua
Anakonda : "Hai manis sedang apa kamu di situ? kemarilah! saya saat ini sedang lapar, sudikah dikau untuk mengobati rasa laparku"
Kancil : "Saya berfikir hendak menyebrangi rawah ini, apakah kalian bisa membantuku tanpa harus menyakitiku?"
Anakonda : "Mana mungkin kami membantumu sementara kami sendiri sedang lapar"
Sambil mengiba berharap anakonda dapat simpati terhadapnya si kancil berusaha keras meluluhkan hati sang anakonda.
Kancil : "saya mohon! saya hidup sebatang kara, apakah kalian tidak kasihan terhadapku?" Sambil terisak.
Ketika mereka melihat tetesan air mata si kancil, akhirnya anakonda tersebut merasa kasihan terhadap si kancil.
Anakonda : "Sudah, sudahlah, kami tidak akan memangsamu! sebagai gantinya kamu harus penuhi permintaan kami"
Kancil : "Apa syaratnya?"
Anakonda : "kamu harus mencium buntut kami semua. bagaimana tawaran kami?"
Kancil : "iya, saya terima tawaran kalian semua"
Diciumlah semua buntut anakonda tersebut oleh si kancil.
Anakonda : "karna kamu telah penuhi persyaratan yang kami tawarkan maka kami akan mengatarmu menyeberangi rawa ini dengan selamat"
Kancil pun berterima kasih kepada semua anakonda yang telah membantunya menyeberangi rawa tadi meskipun harus mencium semua buntut sang anakonda dan dia melanjutkan perjalanan selanjutnya.
- Tantangan ketiga
Untuk tetap survive, dia harus melawan sikap putus asa pada dirinya karna dia tidak punya pilihan lain. Perjalanan pun dilanjutkannya. Rintangan yang harus dilaluinya sekarang yaitu dia harus menyeberangi sungai di mana sungai itu terdapat segerombolan buaya yang siap untuk mencabik-cabik otot si kancil. Apa yang akan dilakukan si kancil untuk bisa menyeberangi sungai itu agar tiba dengan selamat. Kancil akan menerapkan strategi seperti yang dilakukan pada segerombolan anakonda dan berharap cara itu ampuh meluluhkan hari sang predator itu.
Sembari menyiapkan strategi, kancil di samperin oleh induk buaya di tepi sungai.
Buaya : "Hei anak kancil, kenapa engkau berdiam diri di situ? Apakah kamu tidak takut kepada kami atau kamu sudah bosan hidup?"
Kancil : "Apakah kamu tidak melihat diriku sekarang yang kurus kelaparan, dan hendak mencari makan di seberang sungai ini? " sambil bersedih.
Buaya : "Hei kancil, kamu tidak perlu bersedih! Saya tidak simpatik padamu haha" sambil ketawa.
Buaya : "pokoknya, jika kamu menyeberangi sungai ini kami akan melahap"
Ternyata sang predator itu tidak memiliki rasa kasihan sama sekali. Strategi yang kancil terapkan pada sang anakonta tidak mempan terhadap buaya itu.
Kancil menawarkan dirinya untuk melakukan apa saja terhadap buaya tanpa harus dimangsa ketika dia menyeberangi sungai tu.
Kancil : "Saya akan melakukan apa saja yang dikehendaki dirimu asalkan bisa selamat menyeberangi sungai ini, bagaimana?"
Sambil berpikir, sang buaya mempertimbangkan tawaran si kancil tersebut. Setelah berpikir sejenak, maka buaya pun menyetujui tawaran si kancil.
Buaya : "Oke,, tawaranmu saya terima kancil tapi dengan satu syarat"
Kancil sangat menyambut gembira dengan disetujuinya permintaannya dan kemudian kancil bertanya.
Kancil : "Apa syaratnya buaya?"
Buaya : "Kamu harus mencium pantatku, bagaimana?"
Kancil : "Haaa, cium pantat lagi" sambil terperanga.
Buaya : "Bagaimana kancil, terima tidak persyaratannya" "Hitung-hitung saya juga iba terhadapmu"
Kancil : "Baiklah dan ini untuk terakhir kali saya akan cium pantat"
Buaya : "Sudahhh!! tidak usah terlalu rewel, lakukanlah apa yang saya minta!!"
Diciumlah pantat sang buaya tersebut. Lagi-lagi kancil tidak punya pilihan lain selain dia harus penuhi permintaan sang buaya dan apabila tidak dia akan mati kelaparan atau dimangsa oleh buaya tersebut. Bau kotoran buaya tidak dipedulikan oleh si kancil.
Setelah permintaan buaya dipenuhi, maka menyeberanglah si kancil melewati sungai itu tanpa cedera sedikit pun. Tak lupa si kancil berterima kasih kepada buaya.
- Tantangan keempat
Setelah menyeberangi sungai tersebut, nampak kelihatan dari jarak jauh hamparan rerumputan yang sangat melimpah di areal savana. kancil pun bergegas ke padang rumput tersebut.Tapi dia harus melewati kali atau anak sungai terlebih dahulu sebelum mecapai padang rumput. Kali tersebut tidak terlalu dalam dan lebar akan tetapi kali itu terdapat suatu koloni nongni lewat. Sambil menunggu kawanan nongni itu terlewatkan barulah si kancil menyeberangi kali itu.
Kancil : "MERDEKAAAAAQAAAAAA"
The End